Wednesday, February 14, 2018

Kemana Perginya Para Perwira? [Resensi]



"Jepang sudah kalah. Pikirnya lesu. Entah apa yang dilakukan tentara Sekutu kepada mereka,  tawanan perang Sekutu,  saat mereka tiba nanti.  Tidak! 
Jepang mungkin kalah,  tapi aku tak akan menyerah begitu saja kepada mereka!  Tekadnya bulat! "  
Ayu Saraswati



Menjadi seorang penulis adalah impian kami,  para blogger Surabaya yang tergabung dalam sebuah grup dengan nama... yang belum punya nama tetap. 

Iyaa... grup yang berisi blogger senior tapi rendah hati dan kaya ilmu yang sering sharing tentang dunia per-bloggingan ini, belum punya nama tetap. 

Nah... Kebetulan Mbak SwastikhaMbak Dewi AdikaraMbak Ayu Saraswati, dan saya punya hobi yang sama,  yaitu gemar menulis, baik cerpen maupun novel. Kami sering menulis di Wattpad,  saling sharing setiap ada tulisan baru yang kami ciptakan. Saya, ditengah jalan harus mundur untuk konsentrasi menulis blog. Hiiks.. Jangan dicontoh ini! 

Tibalah suatu hari kabar gembira datang. Mbak Ayu Saraswati yang stay di Uni Emirat Arab memberi kabar gembira kalau salah satu karyanya akhirnya berhasil terbit. 

Tentu kami semua senang sekali,  kesempatan yang kami tunggu-tunggu akhirnya tiba. Saya termasuk salah satu dari beberapa orang yang bersemangat ingin membaca karyanya.





Sore tadi,  di hari Rabu yang cerah datanglah paket yang dikirim via JNE atas nama Roode Burg Soerabaia. Akhirnya karya rekan saya yang kece ini ada dipangkuan,  sungguh ikut merasa bahagia. 


Kemana Perginya Para Perwira? 

© Roode Brug Soerabaia
Cetakan Pertama,  2018
156 hal (viii+ 146 halaman) : 13 x 19cm
ISBN : 978-602-5681-04-2

Penerbit: Buku Litera Yogyakarta 
Kurator  : Ady Setyawan
Editor     : Ardi Wina Saputra  & Joe Pradana




Menurut saya,  buku ini cocok sekali dibaca oleh mereka yang mencintai sejarah,  khususnya sejarah Kota Surabaya. Memori bagi yang pernah tinggal dan mengenang setting lokasi,  sedikit banyak akan membantu mengingat kisah-kisah didalam buku dengan tebal 156 halaman ini. 

Kita akan merasakan gemetar, syahdu, takut, marah dan ikut menangis kala membaca untaian kisah dari masing-masing penulis. Berhubung saya pecinta sejarah yang pernah merasakan hidup di daerah bekas konflik, membaca kisah Kemana Perginya Para Perwira? ini membawa saya mengingat kisah-kisah perjuangan rakyat mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Siapa yang tak terharu mendengar kisah kepahlawanan,  ini bukan hanya tentang tokoh pejuang,  namun juga kisah heroik rakyat Surabaya, hingga tentara penjajah dan putri Belanda yang mencintai tanah air kita.  Tak kalah serunya juga ada beberapa kisah fiksi tentang urband legend di Surabaya.
Beberapa pentigraf ini ada yang based on true story,  hasil wawancara dengan tokoh utama dibalik kisah yang diceritakan. 

Rasa haru turut saya rasakan kala teringat betapa di jaman yang serba digital ini, apakah kami - kita masih mampu memperjuangkan ideologi dan mempertahankan wilayah seperti mereka?

Bagi teman-teman di perantauan buku ini layak dimiliki. Kita akan dibawa ke berbagai setting lokasi di Kota Surabaya,  setiap detilnya akan terasa melekat bagi Anda yang tinggal jauh di perantauan. 



Anda akan merasakan rindu akan Kota Surabaya dari berbagai sudut, dan akan meresapi rasa kepahlawanan yang... susah dijelaskan dengan kata-kata. Anda harus membacanya! 


Kisah-kisah yang dikemas unik, lucu, menawan,  namun tetap tak kehilangan konteks heroisme. Kita akan dibuai dengan beraneka bahasa mulai bahasa Suroboyoan, bahasa Belanda,  dan bahasa Indonesia tentu saja. 


Aaahh... Saya rasa buku ini harus diviralkan, disebarluaskan kepada generasi muda Surabaya bahkan tanah air di seluruh Indonesia. Bahwa mereka,  pejuang memiliki semangat yang luar biasa membuncah mempertahankan negeri ini dari tangan penjajah.

Sesuatu yang harus kita teladani ditengah keruwetan yang terjadi di negeri ini. Tak ada perbedaan, tak ada perpecahan, semua berjuang untuk satu tujuan Kemerdekaan Indonesia. Tak bisakah kita kembali kuat seperti dulu menghadapi tantangan global ke depan ? 

Mungkin saya hanya bermimpi... 



❤❤❤



Roode Brug Soerabaja

Berkenalan dengan komunitas Roode Brug Soerabaia yuk. Mereka adalah komunitas pecinta Kota Surabaya yang memiliki andil besar dalam upaya nya melestarikan situs-situs dan bangunan bersejarah di Kota Surabaya.

Menurut Mas Ady Setyawan,  salah satu penulis dan kurator dalam buku ini, mengenali sejarah kota adalah bagian penting dalam kehidupan insan, sebuah kota hendaknya tumbuh dengan identitas yang melekat 

"Kenali Kotamu Cintai Negerimu"


Surabaya yang dikenal orang sebagai Kota Pahlawan,  namun dari tahun ke tahun identitas kota sebagai Kota Pahlawan ini dirasakan semakin memudar seiring robohnya satu demi satu bangunan cagar budayanya. 

Nah,  Mas Ady Setyawan juga menyampaikan pada kata pengantar, inilah upaya para penulis dari komunitas Roode Brug Soerabaia menghadirkan romantisme era perang kemerdekaan di Surabaya. 


Sedikit masukan untuk buku yang sarat nilai ini, sebaiknya tampilan covernya bisa lebih diperindah lagi. Secara keseluruhan saya suka buku ini. 

Aaaah... Buku ini akan saya bawa pulang merantau nanti.  Saya jadi semakin ingin banyak mempelajari Kota Surabaya dan segala isinya, kelak akan banyak sejarah Surabaya yang akan saya ingat di perantauan.
Janji perempuan! 

Thank you Mbak Ayu Saraswati,  keep writing the good vibes! 


Happy sharing and happy blogging ❤

22 comments:

  1. setuju banget, buku kayak gini meski banyak-banyak di baca oleh generasi sekarang biar bertambah wawasannya bagaimana perjalanan para pejuang di era perang dulu.

    ReplyDelete
  2. Jadi namanya mau grup apa ituh?
    Ah baca resensi buku ini jadi teringat akan Surabaya,inget seorang Blogger pensiunan Jenderal yang pernah aku sowanin ke rumahnya dan membawa aku keliling Sby dengan mengenalkan tempat2 bersejarah di sana. Kini udah pergi dan menetap di Jombang. Jadi kangen manteman blogger Sby juga..

    ReplyDelete
  3. Jadi lebih mengenal sejarah kota Surabaya ya.
    Nama komunitas nya unik Roode Brug Soerabaia, eh Roode Brug apa ya artinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai kak lianny...
      Bantu jawab yah. Jadi Roode Brug itu artinya Jembatan Merah. Berasal dari bahasa belanda..
      Boleh banget liat liat di grup facebook nya loh. Dengan nama yg sama ya

      Salam kenal, ��

      Delete
  4. Bukunya sudah dijual bebas ta mbak? Aq pengen baca juga. Penasaran banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai kak.. Order langsung aja kak, bisa kirim kok via ekspedisi. Bisa via FB grup roodebrug soerabaia yah

      Salam, 😉

      Delete
  5. Gegara aku nonton film tema history jaman dulu AKu juga lagi demen ama cerita lampau sebelum merdeka Mba.
    Kayak aku jadi haru, lebih menghargai dah bangga bisa hidup semewah sekarang. Dulu kemerdekaan blm diraih ya Allah sedih banget kehidupannya.

    ReplyDelete
  6. Sedikit banyak saya pernah ikut merasakan bagaimana bpk ga pulang2 krn tugas & kita hanya dpt makan bulgur itu dlm jumlah terbatas. Mendengar desingan peluru didepan komplek & menyaksikan para tentara berjuang menumpak G30PKI.
    Sedih krn lamaaa ga dengar berita bpk tugas dimana & klo pulang dg pakaian lusuh & senjatanya ga boleh jauh drnya walau di rumah....sungguh masa yg bikin hati bergetar.

    ReplyDelete
  7. Buku yang berani membedakan diri di tengah banyak buku yang sekedar mengejar popularitas tanpa mengedepankan isi.
    Keren ini!
    Setuju, untuk cover sebaiknya lebih kekinian biar menarik minat pembaca muda..

    ReplyDelete
  8. Surabaya memang menyimpan banyak sejarah ya mba, gak heran dapat julukan kota pahlawan. Jadi pengen baca bukunya juga.

    ReplyDelete
  9. Membaca kisah kepahlawanan seperti ini, membangkitkan rasa nasionalisme dan penghargaan yang dalam kepada para pejuang kemerdekaan. Semoga masih banyak generasi muda yang tertarik membacanya ...

    ReplyDelete
  10. Bukunya menarik ya mba, jadi pengen baca juga

    ReplyDelete
  11. Menulis buku dengan nuansa sejarah itu ngak gampang. Salut untuk penulisnya ya mba. Aku setuju, covernya tampak seperti buki paket sejarah anak seklolah. Mungkin untuk cetakan berikutnya bisa dibuat lebih menarik 😊

    ReplyDelete
  12. Jadi mau baca bukunya, supaya lebih tau tentang sejarah Surabaya. Setuju juga buat covernya harus lebih menarik 😊

    ReplyDelete
  13. Saya jadi ingat satu buku perjuangan yang mengisahkan pertempurqan yang dilalui Mbah Kakung dr pihak suami. Pertempuran terjadi pada zaman Belanda, cerita seputar gerilya di daerah bBnyuwangi s.d Jember. Buku-buku yang mengobarkan semangat juang dan kemanusiaan. Rasa cinta pada tanah air dan kebanggaan pada pahlawan.

    ReplyDelete
  14. Baru tau di Surabaya ada komunitas itu mbak. Tapi keren ya. Generasi jaman now kayaknya perlu nih dikenalin sejarah2 gini. Biar kerasa bahwa Surabaya itu keren karena sejarahnya :D

    ReplyDelete
  15. Cagar budaya nya roboh atau dirobohkan mba? Untuk apa dirobohkan? Bukannya ga boleh ya mba? Atau jangan jangan yang robohin pemerintah sendiri ya? hmmm.. padahal di surabaya banyak terdapat spot bersejarah

    ReplyDelete
  16. Pengen deh mengenal surabaya lewat buku ini

    ReplyDelete
  17. wah...jadi pengen baca bukunya juga mbak dira

    ReplyDelete
  18. bagus ya mbak bukunya, ga bosen karena isinya singkat dan berkesan. Setiap pentigraf membawa kesuasana yang berbeda ya.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Mohon tidak memberikan link hidup ya 😊.

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES