Wednesday, December 13, 2017

Menjaga Kesehatan Mental Di Era Digital





Dear readers...

Hidup di era digital seperti sekarang ini tentu banyak manfaatnya bukan? 

Kemudahan akses melalui dunia internet menjadikan hidup lebih praktis. Mulai dari hal kecil seperti mencari resep masakan, belanja online tinggal duduk manis di rumah, kemana-mana hanya perlu pesan ojek online, lapar atau membutuhkan barang juga bisa order via ojek online, tak perlu khawatir tersesat khan ada GPS. Gak kebayang jaman dahulu kala 😱.



Terbayang dulu sebelum akses internet semudah genggaman di tangan melalui smartphone,  kita harus menggunakan ISP melalui komputer atau laptop. Sekarang tidak perlu repot-repot begitu.


Kemudahan akses data saat bekerja maupun menempuh pendidikan sangat terbantu melalui tekhnologi informasi bukan?  Tak ayal mengerjakan tugas-tugas menjadi lebih mudah. Buka saja Mbah Google, semua ada disana!

Bahkan jika dulu kita mengidolakan seseorang, entah artis, pemain band, sastrawan,  hingga profesor, kita hanya bisa menonton di tv, membaca dari koran atau majalah.  Sekarang malah kita bisa langsung ngobrol melalui media sosial mereka,  dan kita bisa mengetahui aktivitas mereka apa saja. Sungguh demand creation yang tak pernah kita sangka. 

Melalui dunia maya, sekarang kita bisa mengetahui kabar kerabat, teman,  saudara dari seluruh penjuru dunia melalui media sosialnya. Melalui facebook,  twitter,  path,  instagram, dll kita bisa "memantau" keadaan mereka.  Jarak yang beratus-ratus mil bisa dipangkas dalam hitungan detik via video call atau chatting. 

Kita tak lagi berjarak. Superb! 

Di tengah manfaatnya yang sangat banyak,  tentu diiringi tantangan yang juga cukup melelahkan! 

Kira-kira menurut Anda apa saja tantangan hidup di era digital? 

Masih ingat jargon "Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat".

Seberapa addictnya internet membuat kita lebih dekat dengan smartphone ketimbang ngobrol bertatap muka dengan keluarga,  sahabat,  hingga rekan kerja? Produktivitas akan terganggu jika tidak teguh mengerjakan tugas, akibat terganggu dengan keinginan "melongok" dunia maya 😂.

Selain terkadang terasa melelahkan melihat keriuhan jagad dunia maya yang linimasa dipenuhi berita hoax dan pertengkaran. Yang terbaru persaingan dunia politik bahkan bisa membuat hubungan keluarga dan persahabatan menjadi renggang. Ada yang begini?  Banyak! 
Coba lihat di Whatsapp group dan timeline facebook Anda. Ngeri! 
Butuh nyali besar untuk berada di posisi netral,  kalau saya sich tutup telinga saja. 

Hingga pikiran terfokus pada kisah-kisah dari lambe lambean,  melalang buana ke jagad maya,  hingga membuat banyak ibu-ibu lupa sedang berjibaku dengan bumbu dapur dan kompor yang menyala #eh. 

Belum lagi tingkat pembullyan yg tinggi di media sosial karena "kemudahan komunikasi" hingga siapa saja merasa berhak menghakimi orang lain. Apalagi sekarang dengan gampang,  kita bisa meneror orang melalui media sosialnya. Sungguh,... mengerikan! 

Dan...  Sebagai Moms Jaman Now harus pintar-pintar mendampingi anak-anak yang mulai merambah ke dunia digital, karena tontonan mereka tak lagi seperti jaman kita yang hanya ada dua atau tiga stasiun TV swasta.  Sekarang mereka bisa mengakses ke seluruh dunia melalui You Tube.  Oh no! 

Yang terbaru lagi,  sekarang marak bunuh diri via live di facebook, depresi karena dibully di media sosial,  hingga bunuh diri karena sering mengalami pembullyan secara online. 


Okay itu sedikit gambaran tentang manfaat dan tantangan hidup di era digital. Seiring berjalannya waktu, mau tidak mau akan berpengaruh kepada kesehatan mental kita bukan? 


Berlama-lama di dunia maya bahkan dapat menyebabkan kondisi kejiwaan terasa lelah, kepala pening,  susah tidur,  gampang emosi, gelisah,  dan kecemasan berlebihan, serta keinginan narsis berlebihan dan pencitraan tiada akhir bahkan di titik yang parah bisa menyebabkan depresi.

Keinginan untuk selalu terlihat sempurna mulai mendominasi dalam segala lini di media sosial.  
Hidup mulai tak lagi seasyik saat awal mula  mengakses internet. Melelahkan? Saya pernah mengalaminya, dan akhirnya sadar bahwa dunia maya tak seharusnya berlama-lama disana. 





Berikut cara menjaga kesehatan mental di era digital versi diraindi.com


1. Manajemen waktu yang berkualitas

Kekurangan bekerja menggunakan internet adalah distraksi dan kesulitan konsentrasi. Gangguan notifikasi media sosial di laptop akan mempengaruhi konsentrasi bekerja. Akhirnya saya berusaha keras tidak membuka media sosial apapun selama bekerja menggunakan laptop.

Dengan prioritas mengerjakan pekerjaan selama waktu yang ditentukan,  dan jeda setengah jam untuk merefresh pikiran,  ternyata mampu mempengaruhi produktivitas kerja saya lho!



2. Kebahagiaan orang lain berbeda dengan kebahagiaan saya

Siapa yang tak ingin bepergian keluar negeri, punya rumah mewah, wajah cantik, punya jet pribadi,  dll. Sekarang dengan melihat feed Instagram bisa kita saksikan apa saja. Jujur saja pasti timbul rasa envy,  yang lama-kelamaan dipupuk bisa menjadi penyakit hati bukan? 

Berpikir bahwa kebahagiaan kita tentu berbeda dengan kebahagiaan orang lain, akan mampu mengurangi rasa iri berlebihan. Bersyukur dengan apa yang dimiliki,  dan dititipkan Allah pada kita. *status bijak*





3. Silaturahmi,  mengobrol dengan kerabat atau saudara

Seindah-indahnya dunia maya dalam genggaman tangan,   lebih indah dunia nyata di hadapan mata.  Menjadi manusia yang utuh dengan bersilaturahmi dengan tetangga,  kerabat,  saudara bagi saya sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental di era digital.

Teman dunia maya memang banyak,  tapi mendengar dan melihat ekspresi orang di hadapan kita terasa lebih menyegarkan pikiran,  dibandingkan melihat tulisan dan ekspresi emoticon.

Refresh your mind by talking with others 😊






4. Menulis dan ngeblog

Menyalurkan uneg-uneg sekarang semudah membalikkan telapak tangan.  Yang susah itu mengatur uneg-uneg menjadi kata-kata yang intelek dan tidak membuat salah paham. 

Saya menenggelamkan diri dengan aktivitas menulis dan ngeblog kala jenuh dengan rutinitas sehari-hari.  Cukup 3 jam menulis, sembari blogwalking dan komentar di blog teman-teman blogger. Ternyata bisa merefresh pikiran lhoh dengan membaca hal-hal yang bermanfaaf.  




5. Berwisata 

Menjaga kesehatan mental di era digital dengan berwisata. Kemana?  Kemana saja!
Ke taman sebelah rumah, ke taman bermain anak atau ke playground, ke Timezone, hingga hanya keliling kota sekedar mengobrol dengan anak dan suami.
Dengan melancong tentu saja pikiran menjadi fresh dan hati bahagia. Tak perlu biaya mahal dan keluar kota, mendamaikan pikiran dengan berjalan-jalan ke tengah kota dan mendatangi tempat wisata di kota Anda, mungkin bisa menjadi solusi

6. Tetapkan waktu tanpa gadget

Pernahkah Anda sehari tanpa gadget? Bagaimana rasanya?
Mungkin awalnya ada perasaan gelisah,  kecanduan,  mati gaya bukan?  Tapi jika dibiasakan memulai "Jam tanpa gadget", hidup kita akan lebih produktif dan bersemangat.

Saya menerapkannya di rumah ketika anak sudah bangun dan mengajak bermain. Sebisa mungkin saat bersama Musa, saya tidak memegang gadget sama sekali.

7. Baca dan tonton yang bermanfaat.

Berusaha membaca artikel, postingan, berita yang bermanfaat bagi kehidupan tentu klise sekali yaa. Siapa sich yang tak pernah terjerat judul yang clickbait?  Sayaaa sering juga,  tak munafik hihihi. Tapi percayalah, semakin sering Anda membaca tulisan provokatif dan bernada emosi, kondisi psikologis Anda akan terganggu.  So I choose the others :D

 Unfollow yang menggerahkan hati, skip bacaan yang akan membuat saya emosi,  baca berita dan tonton tayangan yang membuat hidup lebih bahagia dan dapat bermanfaat untuk kehidupan kita.

7. Berolahraga
Yoga, bersepeda, jalan kaki hingga main bulu tangkis bisa menjadi sarana menjaga kebugaran tubuh.
Dengan rutin berolahraga minimal seminggu sekali, Anda bisa membuang energi negatif akibat paparan dunia maya hehehe. Badan menjadi sehat,  pikiran juga lebih bahagia. Asalkan selesai olahraga,  jangan makan berlebihan. Biasanya saya gitu sich, malah jajan kulineran hahaha 😁.

Jadikan ajang Car Free Day untuk menyegarkan tubuh, meregangkan otot,  dan sarana cuci mata #abaikan.


8. Salurkan hobi

Okay...  Bagian pentingnya adalah punya hobi!  Hobi yang betul-betul hobi,  kesukaan Anda. Bukan hobi browsing, main facebook, mencuit hihii. Hobi yang tidak berhubungan dengan dunia maya, percayalah sangat membantu merefresh pikiran Anda. 

Saya suka berenang, main basket,  ke toko buku,  naik sepeda motor sambil nyanyi-nyanyi. Bagi saya cara sederhana itulah yang bisa menjaga kesehatan mental saya agar tetap stabil di era digital 😅.


So readers,  being happy is a must!!! Karena kebahagiaan kita bukan ditentukan dari timeline  media sosial kita.
Bahagia sesederhana itu bukan?

Tetaplah jaga kesehatan mental Anda,  dengan cara apapun yang bisa dipertanggung jawabkan dan membuat Anda bahagia.


Happy sharing and happy blogging ❤

Postingan ini adalah kolaborasi dengan Grup Raisa #Kumpulan Emak Blogger. 

Trigger postingan dari Emak Gifta dengan judul Kesehatan Mental Sepele. Tapi? 

Tulisan emak lainnya dapat Anda baca dibawah ini yaaa 😊

48 comments:

  1. setuju banget tulisannya...salam kenal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga Mbak Sasi, terima kasih sudah mampir

      Delete
  2. Bener bun. Terkadang aq suka kebawa kesel kalau baca komen-komen orang yang nggak baij bahasanya. Apalagi kalau bully-bully gtu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekarang ku skip baca komen-komen bullyan itu Kak Yeni. Kalo pas ada tenaga lebih baru kubaca-baca kwkkwkwkw

      Delete
  3. Top nih ulasannya..begitu banyak hal baik yang terabaikan di era digital. Yang kadang secara tidak sengaja telah memengaruhi kesehatan mental kita. Seperti poin: jumpa dan bicara di dunia nyata, waktu tanpa gadget dan lainnya.
    Thanks sudah mengulas ini Mbak Dira

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terinspirasi dari Mbak Dian yang habis ketemuan sama blogger Muslimah juga nich Mbak hihiihi

      Delete
  4. Setuju sama point ini : TETAPKAN WAKTU TANPA GADGET
    Selain mengurangi efek negatif akibat konsumsi berita hoax dan ga jelas, juga bermanfaat untuk menghemat baterai HP. I did it.

    ReplyDelete
    Replies
    1. (((menghemat baterai))) penting bangey itu Mas Prima hehehe. Noted!

      Delete
  5. Ternyata ngeblog pun bisa jadi resep paling ampuh untuk menjaga kesehatan mental.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagi saya iya Mbak Anis, lihat tulisan orang lain yang bermanfaat bisa bikin mood booster ngeblog hehehhe

      Delete
  6. Bener bun. Medsos bisa mempengaruhi mental seseorang termasuk saya. Jadi saya sangat berhati-hati kalau bkin status di medsos. Sebisa mungkin status yang positif. Krna status yang positif mampu membuat orang lain berpikiran positif juga dalam menjalani hidupnya. Soalnya saya pernah baca status orang yang isinya negatif mulu dan jadinya nyampah di beranda orang lain. Kan kita ikutan kesel juga jadinya heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Status negatif malah jadi boomerang buat diri sendiri ya Kak Yeni, personal brandingnya jadi negatif juga hiks.

      Delete
  7. Bener banget tulisannya, kalo kitanya baperan saat bermedsos udah deh cape hati.Alhamdulillah aku dah kebal dengan dunia onlen,jangan lupa piknik biar balance dan penyegaran yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teh Nchieee mah pikniknya asyiiik euuuy. Enggak baperan lagi ah Teh, gak ngaruh juga gak bikin untung hihihi

      Delete
  8. benar juga ya mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yg dekat,kalau nggak pakai porsi pakai gadgetnya, thanks for share.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau pernah mengalami maaa itu pasti mengerti yaa Mbak Ernawati

      Delete
  9. Bijak bersosial media juga akan berpengaruh pada kesehatan mental kita 😊

    ReplyDelete
  10. Sosmed sekarang emang berpengaruh banget pada kesehatan jiwa kita. Kalau gak pandai memilah dan menyaring. Prinsipku siy mencari energi positif sebanyak mungkin. Otomatis yang negatif tuh enyah begitu aja. Sempat dulu merasa stress liat kegilaan sosmed dengan aneka berita hoax dan isu sensitif. Alhamdulillah, makin aku cari hal positif. Mereka yang negatif jarang muncul lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh sekarang emang rada berkurang, apalagi abis kututup FB lamaku Mbak Dila hahaha *ekstrem kali*

      Delete
  11. Bener banget Mba, makasih tips dan sharing nya

    ReplyDelete
  12. Bermedsos memang harus dalam kondisi "waras" dan tentunya harus diimbangi dengan dunia nyata. Karena gak cuman efek negatif buat pikiran, tidak memiliki kecerdasan dalam menggunakan medsos juga bikin remuk badan. Kelamaan duduk misalnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Atau bangun-bangun sakit semua kebanyakan browsing sambil tiduran Mbak Damar 😅

      Delete
  13. Setuju mba.. kebahagian orang lain itu beda dengan kebahagian kita. Tapi lebih baik lagi jika kita bahagia dengan kebahagian orang lain biar gak ngiri cuma gara2 teman posting foto liburan melulu di sosmed. Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Envy nya disalurkan ke hal-hal positif ya Mbak Vita kwkwkw, misalnya nulis tips liburan :D

      Delete
  14. Segala informasi dari gawai memang harus difilter karena dapat memengaruhi pola pikir kita.
    So ... Memang harus lebih bijak menyikapi ya mbak Dira ^^

    ReplyDelete
  15. No 7 itu rasanya susah banget mbak dira🙊🙈

    ReplyDelete
  16. Buatku sih baca buku, nulis, ngeblog, nonton, traveling, terus sesekali hibernasi mbak.. hehe

    ReplyDelete
  17. Aku juga ikut menerapkan no gadget selama beberapa waktu dalam sehari dan ternyata jadi tenang dan ga lelah, karena kebanyakan nge gadget juga buat lelah ternyata hehhe

    ReplyDelete
  18. KEBAHAGIAAN ORANG LAIN BERBEDA DENGAN KEBAHAGIAAN SAYA. Nah ini yang saya pikirkan saat mulai merasa envy dengan orang lain yang saya lihat di medsos. Hihi.

    ReplyDelete
  19. Saya melepas gadget saat putus cinta (kayak abege ajaaaa) dan efeknya ternyata bikin hati lebih tenang karena enggak lihat jejak-jejak si dia di dunia maya. hihi

    ReplyDelete
  20. Kadang aku capeeek lihatin hp melulu tapi karena kerjaan banyak dari sana ya harus stand by. Palingan free gadget on Sunday

    ReplyDelete
  21. Betul nih emak-emak harus sehat mentalnya. Biar ga gampang drop liat kenyataan hidup. Wekekeke

    ReplyDelete
  22. makasih tipsnya mbak.. bermanfaat...

    ReplyDelete
  23. benaaarr sekali, terkadang membaca timeline disosmed membuat jadi banyak terpengaruh dengan apa yang ada d sosial media...

    ReplyDelete
  24. menulis menyehatkan mental banget, ikutan workshop dan seminar juga nambah insight :)

    ReplyDelete
  25. Bener banget kak. Being happy is a must. Kadang kita gak nyadar udah tersandera oleh media sosial. Thanks for sharing kak..

    ReplyDelete
  26. Woow, bener banget mba... Terima kasih sharingnya yaa...

    ReplyDelete
  27. setuju banget mba, terkadang orang tanpa sadar sudah membuka aibnya sendiri lewat medsos. semoga kita dijauhkan ya mba

    ReplyDelete
  28. Dulu saya sering banget nulis status lebay di wall Facebook, tapi semenjak kenal blog jadi lebih senang nulis lewat blog

    ReplyDelete
  29. Kalo yg unfriend segala macam temen yg hobi bikin kerusuhan di timeline, udh aku lakuin. Supaya hidup tenang, mau ga mau orang2 yg begitu hrs dihilangkan dulu :p

    Sekarang ini aku sbnrnya pgn banget bisa lepas dr gadget minimal seminggulah. Ga nyentuh samasekali, kayak zaman masih sekolah dulu :p. Tp blm berhasil mba. Bahkan kalo sdg liburan ke luarpun, aku memang ga begitu terikat gadget, tp pas ketemu wifi pasti connect lagi :p. Kapan2lah mau dicoba. Kalo perlu nyari lokadi liburan yg susah sinyal supaya bener2 bebas gadget :p

    ReplyDelete
  30. Seruu Mba, tipsnya banyak dan doable bangets. Apalagi di zaman digital begini ya Mba, harus bisa ngerem supaya tetep waras 😉

    ReplyDelete
  31. Karena membatasi bersosmed, makanya membatasi ikutan berbagai kelas menulis 🤣

    ReplyDelete
  32. Semenjak mengikuti berbagai event menulis di grup-grup, otomatis mantengin sosmed lebih banyak...🤣
    Sekarang mulai mikir lagi...

    ReplyDelete
  33. Setuju.. setuju.. setuju.. like and share 👍

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Mohon tidak memberikan link hidup ya 😊.

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES