Hidup adalah sebuah perjalanan panjang. Memberikan pelajaran berharga bagi manusia dengan segala ujian dari-Nya, menjadikan kita lebih kuat.
Seperti halnya ujian yang dialami oleh seorang wanita penyandang bipolar bernama Sendy Winduvitri, atau yang dikenal dengan nama Sendy Hadiat.
Sebagai penderita Bipolar Sendy Hadiat mengalami gangguan perasaan dengan dua kutub yang berbeda.
Sendy Hadiat yang kini berusia 33 tahun, divonis menderita gangguan Bipolar di tahun 2012. Di tengah perjuangan menghadapi penyakitnya, keluarga besarnya pindah ke Amerika. Hal ini menyebabkan Sendy mengalami kesepian dan pergulatan batin yang hebat.
Kehidupan Sendy penuh rintangan, serta mengalami perundungan, pelecehan, siksaan batin, bahkan beberapa kali mencoba bunuh diri karena depresi.
Seperti penyandang gangguan bipolar lainnya, Sendy juga mengalami dua fase yaitu depresi dan mania.
Fase depresi, ditandai dengan merasakan mood menurun sepanjang hari, bahkan berat badan dan nafsu makan juga mengalami penurunan. Gejala lainnya adalah susah tidur, malas bergerak, dan mudah lelah.
Selain itu juga lebih sensitif, disertai menurunnya konsentrasi berpikir. Selain itu, Sendy juga menjadi lebih sensitif, konsentrasinya menurun, bahkan menutup diri dari lingkungan hingga tak berani menghadapi orang lain. Dan di saat kritis terkadang di fase ini juga muncul keinginan bunuh diri yang terencana.
Sedangkan fase mania ditandai dengan mampu tidak tidur berhari-hari, banyak bergerak, merasa terhina dan terlecehkan, suka menyakiti diri sendiri, serta perhatian yang mudah beralih kepada hal-hal yang tidak penting atau bahkan tidak relevan.
Berbagai makian serta hujatan yang diterima Sendy semakin memperparah kondisinya. Akibatnya, Sendy mengalami fase mania selama satu tahun. Selama itu, depresi yang dialaminya seolah menjadi bom waktu yang akhirnya meledak di tahun ini.
Namun, Sendy berhasil bangkit dengan memulai mencari tahu tentang penyakitnya, konsultasi dengan psikiater di Yogyakarta, hingga harus mengkonsumsi obat-obatan. Kini Sendy sudah memiliki cara mengatasi diri sendiri ketika fase depresi dan mania tersebut muncul sewaktu-waktu.
Perjuangan menghadapi diri sendiri dan rasa "sakit" dilalui dengan sabar, hingga akhirnya ia menemukan Allah di hatinya.
Dalam wawancara Sendy berharap mampu memberikan inspirasi kepada semua sahabat perempuan bahwa keluarga adalah akar mental dan jiwa, yaitu akar dari semua kehidupan kita.
Sendy juga ingin memberikan motivasi agar sebagai perempuan kita tidak ragu, takut, atau malu untuk peduli dengan kondisi psikologis, kejiwaan, dan mental.
Kita juga perlu untuk membuka mata hati kita untuk menerima saudara-saudara kita dan sahabat-sahabat perempuan kita bahwa tidak ada yang memalukan karena lemahnya kejiwaan.
Sendy juga berhasil menulis buku dalam hanya dalam waktu 2 hari, mengisahkan tentang perjalanan hidupnya sebagai penyandang gangguan Bipolar. Buku setebal 160 halaman Buku ini ditulis dengan pendampingan langsung dari Indscript dalam kelas Private Writing Coaching.
Buku yang berjudul Menemukan-Mu dan Menemukannya, diterbitkan oleh Indscript. Untuk setiap pemvelian 1 buku, Rp. 2000 akan disumbangkan untuk yang tercekik hutang riba.
Harga asli buku ini Rp. 100.000, sedangkan harga PO (sampai 7 Desember) Rp. 79.000.
Okay readers, bila penasaran dengan buku ini silahkan menghubungi Indscript ya.
Dan bila readers berminat untuk mengetahui lebih dekat mengenai gangguan bipolar, Readers bisa bergabung di grup asuhan Sendy di facebook berikut ya
Semoga kisah Sendy Hadiat serta buku Menemukan-Mu dan Menemukannya dapat memberikan wacana baru bagi kita semua, tentang pentingnya perhatian dan kasih sayang dalam keluarga.
Happy sharing and happy blogging❤
Inspirasi banget, memang secara psikologi di dalam manusia itu ada salah satu insting untuk mati, tapi kalau sampe depresi dan mania itu ya, kasian.. penasaran bagaimana kisah keluarganya yang bisa meninggalkan ia ke luar negeri disaat kondisinya demikian..
ReplyDeleteBipolar itu...sulit. Maka jadi sangat hebat Mbak Sendy mampu bangkit.
ReplyDeleteTeman saya dimulai dari bipolar tapi tidak tertangani meluas ke beberapa mental disorder yang lain. Sebagai temen sulit ya menemani entah di fase mania atau kutub. Tapi masih berharap samapai sekarang kalau temen saya bisa bangkit juga.
Duh, jadi penasaran deh sama bukunya !
eh kok kutub sih, depresi maksudnya hahaha
DeleteMenulis hanya dlm waktu 2 hari? Wow keren..
ReplyDeleteTks Mb Dira jadi makin penasaran dengan sosok Sendy yaa :)
ReplyDeleteinspiring banget ya mbak..
ReplyDeleteApapun rintangannya kita tidak boleh menyerah
ReplyDeletePembelajaran bagus dari penderita bipolar yang mampu keluar dari situasi yang menekannya
ReplyDeletesangat menginspirasi kisah Sendy Hadiat ini.
ReplyDeleteMbak Sendy ini inspiring banget ya Mbak. Semoga lebih banyak lagi perempuan-perempuan ODB yang bisa seperti mbak sendy
ReplyDeleteKisah mba Sendy sekali lagi membuktikan kalau perempuan bukan mahluk lemah.
ReplyDeleteBipolar. Tak banyak yang tahu apa dan seperti apa penyakit itu. Tks for sharing.
ReplyDeleteKisah hidupnya sangat inspiratif, begitu pun bukunya nanti.
ReplyDeletePerjuangan seorang bipolar yg luar biasa
ReplyDeleteInspiratif..Poin keluarga adalah akar hidup kita, setuju sekali!
ReplyDeleteSalut dengan Sendy Hadiat. Semoga banyak penyandang bipolar , khususnya perempuan,di luar sana bisa termotivasi dari kisahnya
Moody salah satu tanda bipolar bukan ya? :O
ReplyDeleteSalut sama mbak sendy. Sangat menginspirasi
ReplyDeleteSalut dengan perjuangan Mbak Sendy yang tidak menyerah mengatasi bipolarnya. Lalu menulis buku dalam 2 hari pula. Kereeen 👍
ReplyDeleteSemangat, sabar, pantang menyerah. Kagum dengan sosok mbak sendy ini
ReplyDeleteBetapa berat hidup dengan bipolar tapi nyaris melewatinya sendirian.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah sembuh, selamat menggapai hidup baru Mbak Sendy...😊
Salut sama mba Sendy menghadapi bipolar memang berat ya, tapi Dia bisa melaluinya.
ReplyDeleteSalah satu penderita bipolar yg menjalani fase healing dg menulis yaa...
ReplyDeleteInspirarif sekali...
ReplyDeleteKeren ya...
ReplyDeleteMudah-mudahan lebih banyak yang membaca bukunya Mba Sendy ini, terutama mereka yang terindikasi gangguan yang sama agar dapat belajar lebih banyak bagaimana untuk mengatasi gangguan bipolar.
ReplyDeleteMenginspirasi sekali untuk para wanita, khususnya yang terkena bipolar
ReplyDeleteNice info mba, jadi lebih paham tentang bipolar. Makasih banyak!
ReplyDeleteSalut dengan perjuangan mbak Sendy. Mampu menghadapi gangguan bipolarnya seorang diri tanpa keluarga. Beruntung ada suami yang mendukungnya ya...
ReplyDelete