Wednesday, June 27, 2018

Cintai Mereka Seakan Tak Ada Lagi Hari Esok ❤



Hari itu benjolan di bekas operasi saya sedang bengkak. Sepertinya menekan syaraf, hingga kaki kiri saya terasa kesemutan seharian.

Obat penghilang rasa nyeri tak mampu menahan sakitnya. Untuk berjalan ke kamar mandi rasanya ampun-ampunan. Belum lagi, Musa seharian minta perhatian, lebih dari hari-hari biasanya.

Di tengah rasa sakit yang mendera, sempat terpikir, bagaimana bila saya meninggal besok?

Apakah bekal saya cukup?
Tentu jawabannya tidak.

Apakah saya takut? Siapa yang tidak takut menghadapi kematian?

Seperti apa didalam kubur?
Siapa sahabat sejati yang menemani perjalanan panjang itu?  Apakah amal ibadah atau dosa?

Belum sempat berpikir bagaimana nanti perjalanan di akhirat?
Lalu, saya mulai menangis.

Bagaimana Musa nanti jika saya pergi?
Siapa yang akan menyayanginya seperti saya?
Siapa yang akan sabar terhadapnya seperti saya?
Apakah ia bisa mandiri bila saya pergi?
Apakah ia bersedih bila saya tak ada lagi di sisinya?
Apakah ia tahu, saya Ibunya sangat menyayanginya?

Pertanyaan itu terus muncul dan muncul.

Mungkin, sebagian orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus akan cemas dengan masa depan buah hatinya, sepeninggal mereka.

Melatih anak-anak untuk menjadi mandiri dan berdaya adalah pekerjaan rumah setiap hari. Tak ada waktu untuk termenung,  waktu terus berjalan,  usia  mereka bertambah.

Mengenalkan anak-anak pada saudara,  kerabat terdekat. Menciptakan bounding yang erat,  dan memberitahukan sifat-sifat anak kepada keluarga terdekat bisa menjadi jembatan untuk membangun kepercayaan anak kepada orang lain.

Mengajaknya bersosialisasi dan berkomunikasi dengan keluarga, tetangga,  dan kerabat akan membuat anak belajar mengenal lingkungan sekitar.

Memberikan kesempatan pada anak untuk dekat dengan anggota keluarga yang lain,  selain Ibunya juga salah satu upaya agar anak belajar percaya dan nyaman kepada orang lain.


Semoga mereka semua tetap menyayangimu Nak,  hingga kapanpun, meskipun Mami sudah tak ada.


*sebuah catatan pendek*

4 comments:

  1. Insya Allah senantiasa sehat, Mbak. Sakit yang sekarang segera sembuh. Dan Musa memiliki cinta ibunya sampai ia dewasa kelak. Amin

    ReplyDelete
  2. *Tears, saya pernah mengalami seperti Mbak Dira. waktu itu perut saya sakit hebat, dada sesak dan badan panas. Rasanya ajal sudah sangat dekat, hingga saya pun hampir pasrah. Dalam hati saya hanya memohon Allah menjaga DuoNaj.

    Peristiwa seperti ini sangat mendidik kita ya, Mbak. Untuk selalu hidup sehat dan berserah. Semoga Musa selalu dilimpahi cinta dan Mbak Dira terus sehat :)

    ReplyDelete
  3. Semangat mbak Dira... Meskipun tidak selalu terucap, cinta anak ke mama juga tidak akan terlupakan.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Mohon tidak memberikan link hidup ya 😊.

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES