Thursday, June 21, 2018

Stimulasi Kontak Mata pada Anak Berkebutuhan Khusus ❤



"Mbak Dira, anaknya  selama ini terapinya apa aja?" 
"Kalau di rumah, stimulasi apa aja biasanya yang Mbak Dira lakukan?" 
"Seberapa efektif terapi buat perkembangan anaknya? "


Terapi bagi kami adalah salah satu jembatan penting bagi perkembangan Musa,  anak saya.

Tanpa terapi,  bisa dipastikan kami akan kebingungan dalam jangka waktu yang panjang, galau berkepanjangan, cemas dan khawatir. Demi mendapatkan terapi, kami memutuskan pindah ke Surabaya.

Terapi memberikan banyak ilmu baru, mengenai cara stimulasi yang harus dilakukan di rumah. Serta dapat mengetahui perkembangan yang dicapai oleh anak dalam rentang waktu tertentu.

Biasanya saya selalu mencatat hasil catatan terapis. Menanyakan kepada terapis, apa saja PR (pekerjaan rumah) stimulasi yang harus kami lakukan di rumah.
Dengan demikian, terapi 1 jam 2 kali seminggu akan efektif jika di rumah kami pun melakukan hal yang sama.



Meskipun Musa bukan autis, tetapi banyak terapi dari anak autis yang saya gunakan untuk menstimulasi Musa di rumah. Misalnya dari buku Pak Handoyo dan blog yenisovia.com tentang stimulasi kontak mata sering saya ikuti. Beberapa stimulasi dari buku-buku tentang sensori integrasi juga saya terapkan di rumah. Hasilnya cukup bermanfaat bagi Musa. Kontak matanya semakin membaik.

Salah satu hal yang penting untuk perkembangan anak saya adalah kontak mata. Bisa teman-teman bayangkan,  anak saya sangat aktif tetapi kontak matanya sangat minim. Tentu saja hal ini akan sangat berpengaruh bagi kehidupan sosialnya, kepatuhan, hingga kemampuan akademiknya.

Berikut ini beberapa tips yang ingin saya sharing, tentang stimulasi kontak mata yang kami lakukan di rumah:

1. Duduk berhadapan
  • Usahakan duduk berhadapan dengan anak. 
  • Pegang pelipis mata anak. 
  • Usahakan mata anak melihat ke arah mata kita


2. Gunakan benda yang disukai anak. Letakkan diantara mata Moms.
  • Moms bisa menggunakan mainan, makanan, kertas warna, peluit,  dll
  • Panggil nama anak "Musa, lihat! "
  • Tahan benda ditengah mata, selama 1 sampai 3 detik 
  • Berikan makanan dan mainan sebagai reward.
  • Jika diperlukan, tempel selotip di tengah-tengah mata Moms. Hehehe, metode ini sering saya lakukan untuk menarik perhatian Musa. 

3. Bernyanyi berhadapan
  • Pengalaman saya, Musa sangat suka sekali bersenandung. Saya selalu menghafalkan lagu-lagu anak. Mulai dari lagu anak Indonesia sampai semua lagu Upin Ipin. 
  • Bernyanyi didepan anak dengan posisi berhadapan.
  • Gunakan intonasi suara yang ekspresif. 
  • Saat anak mulai melihat, berikan reward dengan tersenyum dan tertawa padanya. Mommies juga bisa bertepuk tangan atau berikan toss dan ucapkan kalimat positif seperti "Hebat!", "Semangat!", "Pintar!","Okeeee!".



4. Bermain mimik wajah
  • Salah satu cara menarik perhatian kontak mata anak,  dengan cara bermain mimik wajah. 
  • Posisi duduk berhadapan dengan anak. 
  • Pegang pelipis jika kontak mata tidak terjadi. Santai. Jangan terlalu kuat ataupun memaksa anak. 
  • Buat suasana seceria mungkin.
  • Panggil nama anak.                                                  "Musa,  lihat! ".                                                         "Musa, Mami nangis". Tunjukkan ekspresi menangis.                                                                    "Musa, Mami ketawa". Tunjukkan ekspresi tertawa   "Musa, Mami marah". Tunjukkan ekspresi marah
  • Jika anak sudah mau melihat, berikan reward berupa makanan/cemilan, mainan. 
  • Biarkan anak makan, bermain sejenak. Lalu ulangi stimulasi kembali. 
  • Bermain ciluk ba, sambil menunjukkan mimik wajah yang berbeda-beda biasanya akan membuat anak tertarik.

5. Ulangi hingga 9 sampai 11 kali. 

Dengan melakukan permainan kontak mata secara konsisten. Anak akan terbiasa untuk mendengarkan dan belajar untuk fokus ketika namanya dipanggil.
Selain itu, kontak mata yang stabil akan memudahkan anak mengerti perintah dan bisa diajarkan terapi wicara bagi yang mengalami speech delay.






Nah...
Semoga informasi ini bermanfaat yaa Mommies. Jangan lupa lakukan stimulasi ini dengan konsisten setiap hari dengan suasana santai. Insyaallah akan berdampak baik pada perkembangan kontak mata anak kita.

Selamat bermain dengan buah hati yaa Mommies 😍😘






Referensi:

  • Stock,  Carol, The Out of Sync Child Has Fun, 2003, The Berkley Publising Group.
  • Yeck,  Ellen, Building Bridges Through Sensory Integration, 1998, Print Three,  Syd,  Ellen,  Toronto,  Ontario.
  • Handoyo, Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi untuk Mengajar Anak Normal,  Autis,  dan Perilaku Lain,  2003, Penerbit PT. Buana Ilmu Populer,  Jakarta
  • https://www.yenisovia.com/2017/05/5-cara-melatih-kontak-mata-anak-autis.html?m=1

19 comments:

  1. Wah pasti bermanfaat untuk para orangtua yang membutuhkan ilmunya di sana. Barokah ilmunya bunda 😘

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Kak Yeni, tulisannya bermanfaat banget buat kami :)

      Delete
  2. Sangat bermanfaat mbak Dira, terimakasih banyak mau berbagi hal yang penting banget buat orangtua, big hug

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank youuu Mbak Dewiiii *berpelukan ala teletubbies*

      Delete
  3. Musaaaa, semangat berproses ya Mas. Alhamdulillah kamu didampungi Mami yang sabar. Perrcaya bahwa Gk ada hasil yang mengkhianati ikhtiar. Terus berjuang Mami Dira dan Musa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Tante Septi 😘
      Kata Musa "Mami, tak sesabar itu Tante :))"

      Delete
  4. Semangat terus ya mba Dira. Ilmunya bermanfaat banget, sampe sekarang aku juga sering kontak mata sama io. Io jafi lebih kalem dan jadi moment tersendiri aja rasanya bagi saya dan io

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Teh Nta.. Pas mereka lihat kita berlama-lama rasanya bahagia banget yaaa ditatap gitu hihihi

      Delete
  5. Bara juga didiagnosa bukan autistik, tapi fokusnya kurang lama. Mau dicoba ah...
    Makasih sharingnya...

    ReplyDelete
  6. Beruntungnya musa punya mami seoeri mbak dira, makasih infonya mbak dira sangat bermanfaat sekali,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih udah berkenan mampir ke blog saya Mbak Arti 😘😍

      Delete
  7. Mbak Diraaa, artikelnya kok asyik banget yaaa
    saya suka isi dan tampilannya. Super keren ...

    ReplyDelete
  8. Ini bisa dicoba pada semua anak sepertinya mbak Dira. Supaya anak belajar fokus ketika dipanggil. Kadang kan anak kalau sudah keasyikan, tidak tahu kalau dipanggil. Jangankan anak, suami aja kadang begitu (suami saya tuh cuma bisa konsen dengan 1 hal saja). Terima kasih ya mbak Dira sharingnya. Salam untuk Musa...

    ReplyDelete
  9. Bisa di coba juga ya pada semua anak,
    Kk udah ngebayangin gimana perjuangan dira
    Buat terapi Musa, beruntungnya Musa
    Punya ibu seperti mami nya, tak banyak anak yg seberuntung Musa.

    Keep semangat yaa.. teruslah meng inspirasi

    ReplyDelete
  10. Saya sempat melakukan hal serupa saat Najib msh lebih muda. Skitar usia 1,5 tahun. Alhamdulillah ternyata hanya faktor psikologis saja bukan krn gangguan lain. Tapi mengajak anak melakukan kontak mata ini perlu juga dilakukan sejak bayi untuk melihat perkembangan syaraf mata, perhatian juga pendengarannya

    ReplyDelete
  11. Saluut sama mbak Dira. Sangat bermanfaat sekali informasinya mbak

    ReplyDelete
  12. Terima kasih informasinya, mba. Materi ini bisa diterapkan pada semua anak. Karena kontak mata itu sangat penting. Sehat dan semakin pintar ya, Musa :)

    ReplyDelete
  13. Makasih banyak sharingnya Mbak Dira. Anak saya juga suka nyanyi-nyanyi, aktifnya kebangetan mak hehehe .... Pinggang ampe pegel-pegel kena tempel koyo wkwkwkwk

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Mohon tidak memberikan link hidup ya 😊.

COPYRIGHT © 2017 | THEME BY RUMAH ES